Wednesday, July 29, 2009

Tabir RaHasia Perempuan

Tabir RaHasia Perempuan

Suami yang menikaHiimu tidakLaH setampan Yusuf, tidakLaH setaQwa IbraHim pun, setabaH Ayub ataupun segagaH Musa, apaLagi semuLia MuHammad. Justru suamimu adaLaH pria akHir zaman yang punya cita-cita membangun keturunan yang sHoLeH...
Istrimu bukanLaH KHadijaH yang begitu sempurna di daLam menjaga bukanLaH Hajar yang begitu setia di daLam sengsara. Istrimu cuma wanita akHir zaman yang berusaha menjadi istri yang sHoLeHaH...


Semoga ALLaH mengHimpun yang terserak dari keduanya, memberkaHi mereka berdua dan kiranya ALLaH meningkatkan kuaLitas keturunan mereka menjadikannya pembuka pintu-pintu raHmat, sumber iLmu & HikmaH serta pemberi rasa aman bagi umat.
(Doa Nabi MuHammad SAW pada pernikaHan putrinya FatimaH AzzaHra dg Ali bin Abi THaLib)

MaHa Suci ALLaH SWT,yang teLaH menciptakan makHLuk-Nya berpasang-pasangan.



Tabir RaHasia Perempuan,,, oH tHats sound so....
I Hope oneday,,, just 4 my Future Husband.. ya ALLaH, make it cLose 2me.

Satria Eka Fitriyati a.k.a seF-cayo

ARTI KEPERCAYAAN

arti kepercayaan
________________________________________
Sebuah kapal barang berlayar di Samudra Atlantik. Di buritan kapal ada seorang anak negro kecil, dia adalah seorang pekerja suruhan. Anak ini tidak hati – hati sehingga tercebur ke dalam Lautan Atlantik yang bergulung – gulung ombaknya. Anak ini berteriak minta tolong, apa daya ombaknya sangat besar dan angin sangat kencang, orang yang berada di atas kapal tidak ada yang mendengarnya. Dengan mata terbelalak dia melihat kapal barang tersebut membawa ombak bergerak makin lama makin menjauh.

Naluri bertahan hidup anak ini membuat dirinya berenang sekuat tenaga di dalam air yang sangat dingin. Dia mengerahkan segenap tenaganya untuk mengayuh kedua lengan kurusnya, berusaha keras agar kepalanya tetap berada di atas permukaan air, membuka matanya yang besar memandang ke arah kapal yang pergi semakin menjauh.

Kapal itu makin lama makin jauh, kapalnya makin lama makin kecil, akhirnya tidak terlihat lagi, sisanya sejauh mata memandang hanya lautan yang tak bertepi. Tenaga anak ini juga hampir habis, sesungguhnya ia sudah tidak mampu berenang lagi, dia merasakan dirinya serasa akan tenggelam. Lepaskanlah, hatinya berbisik pada dirinya sendiri. Saat itulah, di dalam benaknya terbayang akan wajah yang begitu welas asih dan pandangan mata yang ramah dari sang kapten kapal itu. Tidak, kapten kapal setelah mengetahui saya tercebur ke laut, pasti akan kembali untuk menolong saya! Berpikir demikian, anak ini berusaha dengan seluruh keberaniannya mengerahkan segenap tenaganya yang tersisa berenang lagi.

Akhirnya kapten kapal menyadari bahwa anak negro itu telah hilang, setelah dia memastikan bahwa anak itu tercebur ke laut, dia memerintahkan untuk berlayar kembali untuk mencarinya. Saat itu ada orang yang menasehatinya, “Sudah sekian lama berlalu. Kalaupun dia tidak mati tenggelam, pasti sudah dimakan oleh ikan hiu…” Kapten kapal agak ragu – ragu, namun akhirnya ia tetap memutuskan untuk kembali mencari anak itu. Ada orang yang berkata, “Pantaskah tindakan ini hanya demi seorang anak negro?” Sang kapten menghardiknya, “Tutup mulut!”
Di saat – saat terakhir ketika anak kecil itu hampir tenggelam, sang kapten tiba tepat pada waktunya dan anak itu tertolong.
Ketika anak negro tersebut tersadar, dan saat dia bersujud untuk berterima kasih kepada sang kapten kapal atas budi baiknya menyelamatkan nyawanya, kapten itu memapah sang anak negro dan bertanya, “Bocah kecil, bagaimana kamu bisa bertahan begitu lama?”

Anak itu menjawab, “Saya tahu anda pasti akan kembali untuk menolong saya, saya tahu anda pasti akan datang!”
“Bagaimana kamu tahu saya pasti akan datang untuk menolongmu?”, tanya kapten kapal lagi.
“Karena saya tahu anda adalah orang yang demikian!”, jawab si anak.

Mendengar jawaban tersebut, kapten ini menjatuhkan diri di atas kedua lututnya bersujud di hadapan anak negro tersebut, air matanya berderai memenuhi wajahnya, “Bocah kecil, bukan saya yang menyelamatkanmu, sebaliknya, adalah kamu yang telah menolong saya! Saya sangat malu atas keragu – raguanku saat itu…”
Seseorang yang sangat dipercayai oleh orang lain juga merupakan semacam kebahagiaan. Pada saat orang lain mengalami putus harapan bisa terpikirkan olehnya akan dirimu dan yakin akan mendapatkan pertolongan darimu, merupakan sebuah kebahagiaan.

sumber : milis
__________________
SINETRON ADALAH USAHA PEMBODOHAN GENERASI MUDA BANGSA
siapa ibunya
________________________________________
Selesai berlibur di kampung, saya harus kembali ke kota. Mengingat jalan tol yang juga padat, saya menyusuri jalan lama. Saya singgah sebentar direstoran untuk istirahat. Saat memesan makanan, seorang anak berusia kira-kira 12 tahun menghampiri saya.

“Abang mau beli kue?" Katanya sambil tersenyum. Sambil ia membuka daun penutup dagangannya . "Tidak dik....abang sudah pesan makanan," jawab saya. Dia berlalu. Begitu pesanan tiba, saya terus menikmatinya. Lebih kurang 20 menit kemudian saya melihat anak tadi menghampiri pelanggan lain, sepasang suami istri. Mereka juga menolak, dia juga berlalu.
Dia pergi, tapi cuma disekitar restoran. Sambil terus menawarkan dagangannya dengan kata-kata yang sangat santun budi bahasanya.
Pemilik restoran itupun tak merasa keberatan dia keluar masuk restorannya menemui pelanggan. Sambil memperhatikan, terbersit rasa kagum dan kasihan di hati saya melihat betapa gigihnya dia berusaha. Tidak nampak keluh kesah atau tanda-tanda putus asa dalam dirinya, sekalipun orang yang ditemuinya enggan membeli kuenya.

Setelah membayar, saya terus pergi ke mobil. Anak itu saya lihat berada agak jauh di deretan kedai yang sama. Saya buka pintu, membetulkan duduk dan menutup pintu. Belum sempat saya menghidupkan mesin, anak tadi berdiri di tepi mobil. Dia menghadiahkan sebuah senyuman. Saya turunkan cermin. Membalas senyumannya. "Abang sudah kenyang, tapi mungkin abang perlukan kue saya untuk adik-adik abang, ibu atau ayah abang," katanya sopan sekali sambil tersenyum. Dan membuka penutup dagangannya kembali.
Saya tatap wajahnya, bersih dan bersahaja. Perasaan iba saya muncul. Lantas saya buka dompet, dan mengulurkan selembar uang Rp20.000,- padanya. "Ambil ini dik! Abang sedekah ....tak usah abang beli kue itu." saya berkata ikhlas karena perasaan kasihan. Anak itu menerima uang tersebut, lantas mengucapkan terima kasih terus berjalan kembali ke kaki lima deretan kedai. Saya gembira dapat membantunya.

Setelah mesin mobil saya hidupkan. Saya memundurkan. Alangkah terperanjatnya saya melihat anak itu mengulurkan Rp 20.000,- pemberian saya itu kepada seorang pengemis yang buta kedua-dua matanya. Saya terkejut, saya hentikan mobil, memanggil anak itu. "Kenapa bang mau beli kue kah?" tanyannya.

"Kenapa adik berikan duit abang tadi pada pengemis itu? Duit itu abang berikan untuk adik!" kata saya tanpa menjawab pertanyaannya.
"Bang, saya tak bisa ambil duit itu. Emak marah kalau dia tahu saya mengemis. Kata emak kita mesti bekerja mencari nafkah karena Allah. Kalau dia tahu saya bawa duit sebanyak itu pulang, sedangkan jualan masih banyak, mak pasti marah. Kata mak mengemis kerja orang yang tak berupaya, saya masih kuat bang!" katanya begitu lancar.

Saya heran sekaligus kagum dengan pandangan hidup anak itu. Tanpa banyak soal saya terus bertanya berapa harga semua kue dalam bakul itu.
"Abang mau beli semua kah?" dia bertanya dan saya cuma mengangguk. Lidah saya kelu mau berkata. "Rp 25.000,- saja bang....." Selepas dia memasukkan satu persatu kuenya ke dalam plastik, saya ulurkan Rp 25.000,-. Dia mengucapkan terima kasih dan terus pergi. Saya perhatikan dia hingga hilang dari pandangan.

Dalam perjalanan, saya terus memikirkannya. Siapakah dia? Siapakah wanita berhati mulia yang melahirkan dan mendidiknya? Terus terang saya katakan, saya beli kuenya bukan lagi atas dasar kasihan, tetapi rasa kagum dengan sikapnya yang dapat menjadikan kerjanya suatu penghormatan. Sesungguhnya saya kagum dengan sikap anak itu. Dia menyadarkan saya, siapa kita sebenarnya

sumber:
http://monyet.colibri.tk
__________________
SINETRON ADALAH USAHA PEMBODOHAN GENERASI MUDA BANGSA

Perjuangan CInta

Alkisah di suatu pulau kecil, tinggallah berbagai macam benda-benda abstrak: ada Cinta, Kesedihan, Kekayaan, Kegembiraan dan sebagainya. Mereka hidup berdampingan dengan baik. Namun suatu ketika, datang badai menghempas pulau kecil itu dan air laut tiba-tiba naik dan akan menenggelamkan pulau itu.

Semua penghuni pulau cepat-cepat berusaha menyelamatkan diri. Cinta sangat kebingungan sebab ia tidak dapat berenang dan tak mempunyai perahu. Ia berdiri di tepi pantai mencoba mencari pertolongan. Sementara itu air makin naik membasahi kaki Cinta. Tak lama Cinta melihat Kekayaan sedang mengayuh perahu. "Kekayaan! Kekayaan! Tolong aku!" teriak Cinta. "Aduh! Maaf, Cinta!" kata Kekayaan, "Perahuku telah penuh dengan harta bendaku. Aku tak dapat membawamu serta, nanti perahu ini tenggelam. Lagipula tak ada tempat lagi bagimu di perahuku ini." Lalu Kekayaan cepat-cepat mengayuh perahunya pergi. Cinta sedih sekali, namun kemudian dilihatnya Kegembiraan lewat dengan perahunya.

"Kegembiraan! Tolong aku!", teriak Cinta. Namun Kegembiraan terlalu gembira karena ia menemukan perahu sehingga ia tak mendengar teriakan Cinta. Air makin tinggi membasahi Cinta sampai ke pinggang dan Cinta semakin panik. Tak lama lewatlah Kecantikan. "Kecantikan! Bawalah aku bersamamu!", teriak Cinta. "Wah, Cinta, kamu basah dan kotor. Aku tak bisa membawamu ikut. Nanti kamu mengotori perahuku yang indah ini." sahut Kecantikan. Cinta sedih sekali mendengarnya. Ia mulai menangis terisak-isak. Saat itu lewatlah Kesedihan.

"Oh, Kesedihan, bawalah aku bersamamu," kata Cinta. "Maaf, Cinta. Aku sedang sedih dan aku ingin sendirian saja..." kata Kesedihan sambil terus mengayuh perahunya. Cinta putus asa. Ia merasakan air makin naik dan akan menenggelamkannya. Pada saat kritis itulah tiba-tiba terdengar suara, "Cinta! Mari cepat naik ke perahuku!" Cinta menoleh ke arah suara itu dan melihat seorang tua dengan perahunya. Cepat-cepat Cinta naik ke perahu itu, tepat sebelum air menenggelamkannya. Di pulau terdekat, orang tua itu menurunkan Cinta dan segera pergi lagi. Pada saat itu barulah Cinta sadar bahwa ia sama sekali tidak mengetahui siapa orang tua yang menyelamatkannya itu. Cinta segera menanyakannya kepada seorang penduduk tua di pulau itu, siapa sebenarnya orang tua itu. "Oh, orang tua tadi? Dia adalah Waktu." kata orang itu. "Tapi, mengapa ia menyelamatkanku? Aku tak mengenalnya. Bahkan teman-teman yang mengenalku pun enggan menolongku" tanya Cinta heran. "Sebab," kata orang itu, "hanya Waktu lah yang tahu berapa nilai sesungguhnya dari Cinta itu ..."
Dari Blog..
---------------------------------------------------------------------------------------------------
persis juga kek temen dekat gw...
tp bedanya ini islam ma kristen
mereka menikah dg 2 cara, pertama dg tata cara islam.. kemudian dg cara kristen, soal hukum agama gak tau deh... gmn tuh
Sedang untuk akta nikah di KUA si cewe ngalah...[ co islma, ce kristen]
Sampe skrng mereka melaksanakan 2 agama dlm 1 keluarga...
klu jumat yg laki ke masjid, pada hari minggu yg cewe ke gereja....

nah klu menurut teman smua disini.. gmn tuh hukumnya pernikahan mereka baik dr segi hukun ma segi agama?
__________________
Ramaikan Sensus Regional Surabaya Klik disini
Jangan Lupa, Mari Kita Dukung dan Support Tim Thomas & Uber Indonesia

9th March 2008, 04:44
Addict Member Join Date: Dec 2007
Posts: 356



________________________________________
Quote:
Originally Posted by kriwull
persis juga kek temen dekat gw...
tp bedanya ini islam ma kristen
mereka menikah dg 2 cara, pertama dg tata cara islam.. kemudian dg cara kristen, soal hukum agama gak tau deh... gmn tuh
Sedang untuk akta nikah di KUA si cewe ngalah...[ co islma, ce kristen]
Sampe skrng mereka melaksanakan 2 agama dlm 1 keluarga...
klu jumat yg laki ke masjid, pada hari minggu yg cewe ke gereja....

nah klu menurut teman smua disini.. gmn tuh hukumnya pernikahan mereka baik dr segi hukun ma segi agam?
Pengalaman saya dulu wkt nikah ( suami kristen & saya Islam ),ternyata ngak boleh melaksanakan perkawinan dgn 2 agama,jd terpaksa suami ngalah dgn terpaksa,krn ngak ada toleransi agama antara kita berdua,yg mana saya selalu yg hrs menghormati agama dia dan sebaliknya dia tdk,akhirnya kita bubaran setelah 9 thn perkawinan.

Quote:
Originally Posted by Maus
Pengalaman saya dulu wkt nikah ( suami kristen & saya Islam ),ternyata ngak boleh melaksanakan perkawinan dgn 2 agama,jd terpaksa suami ngalah dgn terpaksa,krn ngak ada toleransi agama antara kita berdua,yg mana saya selalu yg hrs menghormati agama dia dan sebaliknya dia tdk,akhirnya kita bubaran setelah 9 thn perkawinan.
Tuh contoh keterpaksaan....kalu bapak gw dulu pernah bilang gini...seumpama manusia itu pohon...kalo udah dewasa kan udah susah dibengkokin yah....kalu masih kecil mah gampang....

Jadi sesuatu yang sudah mendarah mendaging, susah loh untuk dihilangkan...

Temen gw ada yang yang masuk ke agama istri....terus berusaha ngikutin tata cara agama istri...eh sekali waktu pas doa umum, yang keluar dari mulutnya ya doa yang biasa die sebut di agamanya yang dulu....

Agama menurut gw cuma budaya aja...tokh setiap orang di budaya yang sama juga beda-beda...termasuk yang katanya seagama juga pendalamannya beda-beda....jadi it's not a big deal lah....

Kan ini udah kejadian...sekarang fokus ke kehamilan lah...menurut si calon penganten...siapa yang harus dibela sekarang....calon bayi bukan?...ya udah semua demi si bayi....jadi terima apa adanya....(walaupun tak segampang yang diomong.... )
__________________
Puss muna...
Tapi terlepas dari apapun itu, saya mau mencoba menggambarkan sedikit tentang pernikahan beda agama :

1. Hukum di indonesia tidak mengenal dan mengakui nikah beda agama...yang ada adalah nikah di KUA bagi muslim, dan nikah di catatan sipil bagi yang Non Muslim.
2. Nikah beda agama bagi Seorang MUSLIM adalah haram hukumnya, terlepas dari apapun alasannya itu...Jadi kalo ada seorang muslim menikah dengan non muslim maka sesungguhnya dia telah berbuat dosa besar dengan berZINA terus-menerus meskipun secara catatan dunia mereka telah menikah.
3. Mengenai nikah beda agama bagi umat non moslim...saya kurang tahu gimana hakikatnya.
__________________
I was born to make a change, but I am not the only one
We'll Never Walk Alone